
Bali dan DKI Jakarta Sepakat Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan, Ini Fokus Utamanya
Info Semarapura. DENPASAR – Pertemuan Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 memasuki hari kedua dengan hasil konkrit. Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepakat menjalin kerja sama strategis untuk mendorong pariwisata berkelanjutan dan inklusif.
Kesepakatan ini difokuskan pada tiga tantangan utama: pengelolaan sampah, kemacetan lalu lintas, dan pengawasan wisatawan asing yang melanggar aturan.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan komitmen melalui kebijakan Gerakan Bali Bersih Sampah, yang dituangkan dalam SE Gubernur Bali No. 9 Tahun 2025. Kebijakan ini mewajibkan pembatasan plastik sekali pakai dan pengelolaan sampah langsung dari sumbernya.
“Semua pihak, dari desa adat hingga pelaku wisata, sekolah, pasar, dan tempat ibadah, wajib terlibat. Targetnya, Bali bebas sampah dalam dua tahun ke depan,” ujar Koster.
Strategi Pemprov Bali Mengatasi Kemacetan
Terkait kemacetan, Pemprov Bali telah menyesuaikan jam sekolah dan kantor, melarang operasional truk logistik di siang hari, serta merencanakan pembangunan underpass di Denpasar dan Badung. 10% Pendapatan Hotel dan Restoran (PHR) kabupaten/kota terkaya di Bali mendanai proyek ini.
Untuk jangka panjang, Bali akan menjajaki moda transportasi berbasis rel, dan telah menghidupkan kembali layanan Armada Kendaraan Dewata secara gotong-royong.
Koster juga menyoroti penindakan terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan. Lebih dari 400 orang telah dideportasi demi menjaga keamanan dan kenyamanan Bali sebagai destinasi kelas dunia.
Baca Juga : Ironis! Sektor Pariwisata Stabil, tapi Kadisnaker Ungkap Ratusan Pekerja Pariwisata di Badung PHK
Dukungan Jakarta dalam Penguatan Konektivitas Wisata
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini. Jakarta siap memanfaatkan anggaran silpa Rp 4,8 triliun serta jaringan tiga BUMD besar—Bank DKI, MRT Jakarta, dan Transjakarta—untuk memperkuat konektivitas dan arus wisatawan.
“Dari 9,5 juta wisatawan domestik yang ke Bali, 6 juta berasal dari Jakarta. Kerja sama ini penting agar arus kunjungan dan penerimaan pajak lebih seimbang,” tegas Rano.
Jakarta juga tengah mengembangkan konsep ‘Jakarta Kota Cinema’ dan membentuk Jakarta Film Commission, demi menarik investasi kreatif. Selain itu, ASN di Jakarta diwajibkan menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu.
Ketua Panitia BBTF 2025, Putu Winastra, menyatakan bahwa ajang ini telah menciptakan relasi strategis yang mendalam, memperluas kolaborasi antar-provinsi dan pelaku wisata global.
Senada, Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Partha Adnyana, menegaskan peran penting ASITA sebagai frontliner pariwisata nasional. BTB akan memperkuat eksistensi ASITA demi peningkatan mutu layanan dan koordinasi industri wisata di seluruh Indonesia.