Info Semarapura. Bali – Arya Sinulingga menodai euforia kemenangan Timnas Indonesia atas China pada 5 Juni 2025 dengan unggahan kontroversial di media sosial. Meski laga krusial tersebut berakhir dengan kemenangan telak yang membawa Garuda melaju ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan menyingkirkan Arab Saudi ke posisi keempat, pernyataan Arya justru memicu perdebatan publik.
Dalam unggahannya, Arya yang merupakan salah satu petinggi PSSI, memberikan pujian kepada pelatih baru Patrick Kluivert sambil menyindir kinerja mantan pelatih Shin Tae Yong. Sindiran tersebut dinilai tidak pantas muncul di tengah momen kemenangan, sehingga menuai kritik keras dari netizen.
Sindiran Halus tapi Tajam
Arya mengunggah pernyataan bernada membandingkan antara Kluivert dan Shin Tae Yong. Ia menyoroti pemilihan pemain yang menurutnya lebih objektif di era Kluivert. “Sudah jelas kualitasnya… memang beda. Pemilihan pemain objektif, tidak ada pemain kesayangan,” tulis Arya.
Arya juga menyebut Kluivert memberikan kesempatan luas kepada pemain lokal yang berlaga di Liga 1, berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya yang diduga memiliki “anak kesayangan”.
“3 kali main, 2 kali menang, satu kali kalah,” tambahnya dalam unggahan berbentuk gambar yang viral di media sosial.
Netizen Geram: ‘Postingan Petinggi PSSI Kok Begini?’
Respons publik pun memanas. Netizen mengecam Arya Sinulingga karena mengeluarkan pernyataan yang dinilai tidak pantas sebagai pejabat Exco PSSI, terutama di tengah momen kemenangan besar Timnas Indonesia.
“Sekelas petinggi Exco, postingannya begini? Astaga Arya,” tulis seorang netizen.
“Mirip emak-emak Facebook ngejar engagement,” timpal netizen lainnya.
“Punya dendam pribadi apa sama Shin Tae Yong?” tulis akun lain mempertanyakan motif Arya.
Aroma Dendam Lama
Spekulasi pun bermunculan. Netizen menduga Arya masih menyimpan sentimen pribadi terhadap Shin Tae Yong sejak kegagalan awal Timnas di babak penyisihan sebelumnya. Banyak pihak menilai gaya komunikasi Arya Sinulingga bersifat provokatif dan tidak mencerminkan sikap seorang pejabat tinggi sepak bola nasional.
Evaluasi Harus Profesional, Bukan Emosional
Di tengah perjuangan Timnas Indonesia yang tengah naik daun, perpecahan opini internal justru bisa menjadi bumerang. Alih-alih mendukung penuh pelatih baru dan skuad Timnas, pernyataan seperti ini justru mengundang kontroversi yang tidak perlu.